Singaraja,- Dalam upaya memperkuat
sistem pelayanan kebencanaan di daerah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Kabupaten Buleleng menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD)
Penyusunan Rencana Aksi (Renaksi) Standar Pelayanan Minimal (SPM) Sub Urusan
Bencana. Kegiatan berlangsung selama dua hari, 25–26 Juni 2025, bertempat di
Hotel Puri Lovina, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng.
Kegiatan sesi pertama yang berlangsung
pada (25/6) dibuka oleh Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Buleleng, Putu Ariadi
Pribadi. Dalam sambutannya, Ariadi menekankan bahwa edukasi kebencanaan harus
menjadi salah satu prioritas utama dalam membangun ketangguhan masyarakat menghadapi
bencana.
“Edukasi kebencanaan bukan hanya
penting, tapi wajib. Masyarakat yang sadar risiko dan siap menghadapi bencana
akan mampu meminimalkan dampaknya. Kita bisa mencontoh Jepang yang telah lama
membudayakan kesiapsiagaan sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Kegiatan ini menghadirkan berbagai
narasumber dan peserta dari lintas sektor. Perwakilan dari Direktorat Jenderal
Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri, turut memberikan materi
secara daring melalui Zoom Meeting. Dalam paparannya, dijelaskan pentingnya
keterkaitan antara SPM Sub Urusan Bencana dengan Trantibumlinmas, serta
pentingnya pemerintah daerah untuk aktif dalam pelaporan berkala.
Dari sisi daerah, Sekretaris BPBD
Provinsi Bali yang hadir secara langsung juga memberikan penekanan pada
pentingnya pelaporan progres capaian oleh pemerintah daerah.
“Pencapaian wajib disampaikan setiap
tiga bulan melalui laman spm.bangda.kemendagri.go.id, agar pemerintah pusat
dapat melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan SPM di daerah,” tegasnya saat
menyampaikan materi di hadapan peserta.
Selain jajaran OPD pengampu SPM
Kabupaten Buleleng, kegiatan ini juga dihadiri oleh Ketua Forum Pengurangan
Risiko Bencana (PRB) Kabupaten Buleleng, Ketua PMI Kabupaten Buleleng, serta
mitra pembangunan dari Program SIAP SIAGA, yang hadir langsung melalui
perwakilan wilayah Bali, seperti Program Policy Officer, Data and Information
Management Specialist, Program Support Officer, dan Finance and Administration
Assistant.
Menariknya, FGD ini juga turut dihadiri
oleh perwakilan dari Bagian Pemerintahan Setda Kabupaten Buleleng, yang hadir
sebagai Sekretaris Tim Penerapan Standar Pelayanan Minimal Kabupaten Buleleng
Tahun 2025, memperkuat sinergi antara perencanaan teknis dan kebijakan lintas
bidang di tingkat daerah.
Dalam kegiatan ini, para peserta dibagi
ke dalam kelompok kerja untuk menyusun draft awal Renaksi SPM Sub Urusan
Bencana. Mereka mendiskusikan kebutuhan data, pembagian peran, hingga tahapan
implementasi di lapangan. Hari kedua dimanfaatkan untuk mempresentasikan hasil
diskusi kelompok, menerima masukan, serta menyempurnakan dokumen rencana aksi.
BPBD Buleleng berharap, hasil dari FGD ini tidak hanya menjadi dokumen perencanaan semata, melainkan benar-benar menjadi pedoman bersama dalam membangun ketangguhan masyarakat melalui pelayanan kebencanaan yang responsif dan terukur.